11.13.2009

Aliran-Aliran Psikologi


Tulisan ini adalah kajian mengenai aliran-aliran dalam psikologi. Ada 11 aliran yang akan dibahas: psikoanalisis, neopsikoanalisis, behaviorisme, neobehaviorisme, kognitif, gestalt, humanistik, psikologi biologi, psikologi evolusioner, psikologi fenomenologi eksistensialis, dan psikologi kritis. Sebelum beranjak pada kajian, sebaiknya dipahami terlebih dahulu bahwa pertanyaan besar dalam psikologi adalah: “Apa manusia itu?” Dalam hemat saya, pertanyaan ini perlu ditancapkan dalam otak agar tidak lupa bahwa psikologi mempelajari manusia.

Objek materi psikologi adalah manusia dan objek formanya perilaku. Pertanyaan tersebut boleh jadi terlalu terkesan filosofis, tetapi menurut saya pertanyaan itu yang bisa mengantarkan para pengkaji psikologi pada pokok-pokok yang lebih mendasar, pemahaman yang tak mudah dilupakan. Apalagi beberapa aliran yang muncul benar-benar berangkat dari pertanyaan filosofis. Psikologi fenomenologi eksistensialis misalnya, ia berangkat dari filsafat fenomenologi eksistensialis Friedrich Nietzsche, Søren Kierkegaard, Martin Heidegger hingga Jean-Paul Sartre.

Psikoanalisis
Satu-satunya tokoh psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856 – 1939). Nama asli Freud adalah Sigismund Scholomo. Namun sejak menjadi mahasiswa Freud tidak mau menggunakan nama itu karena kata Sigismund adalah bentukan kata Sigmund. Freud lahir pada 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia. Saat itu Moravia merupakan bagian dari kekaisaran Austria-Hongaria (sekarang Cekoslowakia). Pada usia empat tahun Freud dibawa hijrah ke Wina, Austria (Berry, 2001:3). Kedatangan Freud berbarengan dengan ramainya teori The Origin of Species karya Charles Darwin (Hall, 2000:1).

Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu kedokteran dipercaya bisa menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria yang sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4). Pengaruh Jean-Martin Charcot, neurolog Prancis, yang menunjukkan adanya faktor psikis yang menyebabkan histeria mendukung pula keraguan Freud pada kedokteran (Berry, 2001:15). Sejak itu Freud dan doktor Josef Breuer menyelidiki penyebab histeria. Pasien yang menjadi subjek penyelidikannya adalah Anna O. Selama penyelidikan, Freud melihat ketidakruntutan keterangan yang disampaikan oleh Anna O. Seperti ada yang terbelah dari kepribadian Anna O. Penyelidikan-penyelidikan itu yang membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis manusia: id, ego, superego dan ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.

Id adalah kumpulan dorongan-dorongan kesenangan, seperti dorongan seksual (libido), dorongan makan, dorongan menyakiti, dan sebagainya. Prinsip id adalah kesenangan (pleasure principle). Id bertempat di alam tak sadar. Lawan id adalah superego. Superego merupakan kumpulan dorongan-dorongan taat terhadap aturan masyarakat, agama, dan lain sebagainya. Prinsip superego adalah moralitas (morality principle). Sebagian superego disadari dan sebagian tidak disadari.

Di tengah-tengah id dan superego adalah ego. Ego sebagian disadari dan sebagian tidak disadari. Prinsip ego adalah realitas (reality principle). Ego berperan sebagai jembatan, yang mengontrol realitas dan mengatur kapan id boleh menyalurkan dorongannya ke kesadaran dan kapan tidak, sesuai dengan realitas yang ada. Jika keadaan tidak memungkinkan penyaluran id, ego akan merepresi id. Tetapi meski telah direpresi, id tidak pernah berhenti berusaha menyalurkan hasratnya dalam kesadaran. Secara terus-menerus id mencoba mendobrak benteng ego. Ego sendiri mendapat tuntutan dari superego untuk menekan id. Di sinilah konsep Freud tentang manusia: manusia adalah entitas yang selalu berdinamika (atau berkonflik).

Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang sering merepresi keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka keinginan itu mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego lemah.

Demikian pula Freud menjelaskan keseleo lidah dan kesalalah-kesalahan kecil sehari-hari. Keseleo lidah menurut Freud disebabkan oleh letupan-letupan dorongan bawah sadar. Misalnya: seseorang bermaksud menyebut Agus, namun yang terucap adalah Lutfi. Menurut analisis Freud, nama Lutfi muncul karena dalam ketidaksadaran ada sesuatu yang berhubungan dengan Lutfi. Mungkin saja seseorang yang salah menyebut itu sangat kecewa pada Lutfi. Ia ingin marah pada Lutfi. Keinginan marah direpresi karena tidak baik menurut norma masyarakat (ketentuan superego). Namun keinginan marah tidak lenyap begitu saja. Ia terus-menerus ingin menerobos pertahanan ego. Letupan-letupan keinginan itulah yang menyebabkan kesalahan menyebut nama (disarikan dari berbagai buku. Antara lain: Tafsir Mimpi, Psikopatologi dalam Kehidupan Sehari-hari, Pengantar Umum Psikoanalisis).

Karya-karya Freud

Studies on Hysteria (1895), The Interpretation of Dreams (1900), Psychopathology of Everyday Life (1901), Three Essays on the Theory of Sexuality (1905), Jokes and Their Relation to the Unconscious (1905), Dora Case (1905), Obsessive Actions and Religious Practices (1907), Creative Writers and Daydreaming (1908), Civilized Sexual Morality and Modern Nervous Illness (1908), Delirium dan Mimpi-Mimpi dalam Gradiva Karangan W. Jensen, Little Hans (1909), yang merupakan gambaran kasus Oedipus Complex, Orang dan Tikus (1909), Memperkenalkan Psikoanalisa: Lima Ceramah (1910), Sebuah Ingatan dari Masa Anak Leonardo da Vinci (1910), Totem and Taboo (1913), Pengantar pada Narsisme (1914), Pengantar pada Psikoanalisa (1916-1917), Orang dengan Serigala (1918), antara tahun 1918 – 1920: Naluri-Naluri dan Liku-likunya, Represi, Ketidaksadaran, Tambahan Metapsikologis tentang Teori Mimpi, Perkabungan dan Melankoli, Beyond the Pleasure Principle (1920), Ego and Id (1923), Inhibitions, Symptoms, and Anxiety (1926), The Future of an Illussion (1927), Civilization and Its Discontens (1930), Moses and Monotheism (1939).

Intisari Pemikiran Freud

Manusia adalah entitas yang berdinamika (atau berkonflik).

Manusia dikuasai oleh dorongan-dorongan yang tidak disadari. Perilakunya dipengaruhi oleh dorongan-dorongan yang tidak disadari.

Kepribadian manusia terbentuk dari pengalaman masa lalunya.

Gangguan psikologis adalah letupan-letupan dorongan yang tidak disadari. Gangguan psikologis terjadi jika dorongan yang tidak disadari sangat kuat sementara ego tidak mampu merepresi atau membuat defence mechanism.

Cara menyembuhkan gangguan psikologis adalah asosiasi bebas dan katarsis: meluapkan apa pun yang dirasakan.

Dalam kaitan dengan tatanan masyarakat, menurut Freud tatanan masyarakat dibentuk untuk merepresi dorongan-dorongan primitif yang tidak disadari.

Bahan Bacaan
Berry, Ruth. 2001. Freud: Seri Siapa Dia?. terj. Frans Kowa. Jakarta: Erlangga.

Freud, Sigmund. 1991. Memperkenalkan Psikoanalisa: Lima Ceramah. terj. K. Bertens. Jakarta: Gramedia.

------------------ 2001. Tafsir Mimpi. terj. Apri Danarto, Ekandari Sulistyaningsih, Ervita. Yogyakarta: Jendela.

------------------ 2002. Totem dan Tabu. terj. Kurniawan Adi Saputro. Jogjakarta: Jendela.

----------------- 2005. Psikopatologi dalam Kehidupan Sehari-hari. terj. M. Sururi. Pasuruan: Pedati.

----------------2006. Pengantar Umum Psikoanalisis. terj. Haris Setiowati. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hall, Calvin S. 2000. Libido Kekuasaan Sigmund Freud. terj. S. Tasrif. Yogyakarta: Tarawang.

Any Rufaidah, Depok, 13 November 2009

No comments: