Saya
sedang lelah dari aktivitas-aktivitas otak yang cukup panjang. Berhenti! Itu yang
harus dilakukan. Mengikuti perfeksionis dan tidak membiarkan orang lain untuk
menyempurnakan, lama-lama akan melelahkan diri sendiri. Saya ambil sebuah buku
yang baru saya beli: Agama, Seks, dan Kekuasaan karangan Julia Suryakusuma. Buku
ini menunjukkan kedalaman. Meskipun ia kumpulan artikel, tidak mengurangi
kedalaman isinya.
Di
dalam prakata, Merle C. Ricklefs, Profesor Emeritus Australia National
University (ANU) mengungkap sedikit
tentang kekuasaan. Disebutkan, ideologi sering dimanfaatkan mereka yang sedang
berkuasa dan ingin tetap berkuasa….. Ngeri sekali apa yang digambarkan.
Kemudian otak ini tiba-tiba bertanya, “sejahat itukah manusia?” Saya bertanya
karena saya tidak pernah mengalami sendiri. Kedua, saya menganggap semua orang
baik. Itulah sebabnya terkadang saya gunakan bahasa yang terlalu jujur. Saya menganggap
semua orang baik sehingga mereka tidak akan tersinggung jika saya mengatakan
hal yang jujur. Namun berkali-kali hal ini gagal saya buktikan. Banyak orang
tersinggung meskipun tidak diniati menyakiti. Saya tidak sadar, begitu kalau
kata Freud.
Oh…oh…saya
memang benar-benar ingin tahu sendiri apakah yang dikatakan kawan-kawan LSM
tentang buruknya pemerintah itu betul. Dan sebaliknya, apakah yang dikatakan
pemerintah bahwa LSM hanya bisa gembar-gembor dan jualan proyek itu betul juga.
Dan apakah yang dikatakan sebagian orang terpelajar tentang bejatnya korporasi
media atau bahkan korporasi beneran itu benar. Otakku masih menolak kalau dikatakan
orang-orang itu jahat dan apa yang dilakukan hanya untuk dirinya sendiri.
Sekitar
2 minggu lalu, saya berpikir, “bukankah jiwa Gus Dur itu adalah perpaduan
aktivis, jurnalis, dan pemerintah. Dan itu sangat bisa diterima oleh jutaan
orang.” Mengapa sih harus dikotak-kotakkan? Yang LSM bersikukuh melawan
pemerintah, dan pemerintah menganggap LSM hanya bisa koar-koar. Jurnalis
menjadi gongnya. Korporasi mendekati pemerintah berhadapan dengan LSM. Mengapa
ya tidak saling duduk bersama tanpa ada stereotipe ini itu. Mengapa ya tidak
memilih berpikir saja untuk kehidupan bangsa yang lebih baik. Saya tidak punya
jawaban, karena saya tidak pernah berpikir menyikut orang dan tidak pernah
berpikir bahwa orang akan menyikut saya, meskipun itu mungkin sangat dekat
dengan saya. Akhir kata, semoga Allah akan membantu menemukan jawaban. Aamiin.
Salemba
Tengah, 23 Okt. 2012. 2.52.