1.11.2010

Hegemoni: Antonio Gramsci


Sekilas tentang Gramsci
Antonio Gramsci lahir di Ales, Propinsi Cagliari, Pulau Sardinia, Italia pada 22 Januari 1891. Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara pasangan Francesco Gramsci dan Giuseppina Marcias. Gramsci kecil pernah mengalami masalah dengan tulang belakang karena jatuh dari gendongan pengasuh. (Rosengarten dalam www.marxists.org). Gramsci kecil juga menderita karena masalah keuangan keluarga. Francesco dipecat (1897) dari pekerjaan sebagai kolonel karena diduga melakukan “kecurangan administratif”. Pada 1898-1904 Francesco dipenjara terkait masalah sikap oposisi politiknya (Patria dan Arif, 1999 dalam Arif dalam www.averroes.or.id). Tak lama setelah Francesco dipenjara, Giuseppina membawa Gramsci bersaudara pindah ke Ghilarza. Di sana Gramsci menyelesaikan pendidikan dasarnya.

Pada usia 11 tahun hingga dua tahun berikutnya Gramsci bekerja di kantor pajak Ghilarza untuk membantu kesulitan finansial keluarganya. Meskipun demikian Gramsci tetap menyempatkan diri belajar privat. Di sekolah ia unggul dalam akademik. Nilai semua mata pelajaran yang ia ikuti masuk dalam kategori sempurna.

Sekolah menengah pertama ditempuh di Santu Lussurgiu, sekitar sepuluh mil dari Ghilarza. Setelah itu melanjutkan ke Dettori Lyceum di Cagliari. Di Cagliari Gramsci tinggal bersama sang kakak, Gennaro. Selama sekolah, Gramsci mulai bersinggungan dengan organisasi pekerja dan politik radikal dan sosialis. Gramsci masuk pada Fakultas Sastra Universitas Turin, Italia, setelah memenangkan beasiswa. Di universitas ini karakter intelektualnya terbentuk (Rosengarten dalam www.marxists.org)

Universitas Turin sekaligus menjadi tempat bertemunya Gramsci dengan Angelo Tasca dan beberapa orang yang bisa diajak share mengenai Italian Socialist Party (PSI). Pada 1913 Gramsci bergabung dengan PSI. Pada 1914 menjadi staf editor tetap bagi Mingguan Partai Sosialis, Il Grido del Popolo(Jerit Tangis Rakyat). Selanjutnya pada 1916 tercatat sebagai kolumnis terbitan Partai Sosialis lainnya, Avanti (Patria dan Arif, 1999 dalam Arif dalam www.averroes.or.id).

Oktober 1917 meletus Revolusi Bolshevik oleh para buruh. Gerakan ini membakar semangat revolusi Gramsci. Sesudah itu, pada 1919, Gramsci bersama Angelo Tasca, Umberto Terracini, dan Togliatti mendirikan L'Ordine Nuovo: Rassegna Settimanale di Cultura Socialista (The New Order: A Weekly Review of Socialist Culture). Mingguan ini banyak menyorot politik dunia, antara lain di Eropa dan Amerika.

Gramsci menjadi anggota komite pusat Italian Communist Party/Partito Comunista d’Italia (PCI) pada 1921. Tetapi ia tidak bermain terang-terangan di partai ini hingga beberapa tahun. Lebih banyak waktunya digunakan untuk memikirkan strategi menghadapi gerakan Mussolini yang akan menggulingkan demokrasi dan sosialisme Italia.

Kurun waktu 1922-1923 Gramsci menjadi delegasi Italia dalam komunis internasional di Moskow. Setelah masa kepemimpinan itu, pada 1926 pemerintahan Mussolini memenjarakannya di penjara tersohor Roma, Regina Coeli. Gramsci divonis lima tahun penjara kemudian ditambah menjadi 20 tahun. 4 Juni 1928 Gramsci dan pemimpin PCI lainnya dipindahkan ke penjara Turi. Selama menjadi tahanan politik, atas bantuan Pierro Straffa, Gramsci menulis yang sekarang dikenal Prison Notebooks.

Gramsci meninggal di Roma pada 27 April 1937 setelah kondisi kesehatan pada tahun-tahun sebelumnya sangat buruk. Setelah Perang Dunia II, notebook yang berjumlah lebih dari 30 buah dipublikasikan dan mendapat pembaca sangat luas termasuk di negara dunia ketiga. Di antara pemikiran Gramsci, yang paling terkenal adalah “Hegemony” (Rosengarten dalam www.marxists.org).

Hegemoni
Tafsir atas hegemoni Gramsci mengatakan hegemoni berarti “kepemimpinan moral dan filosofis”, kepemimpinan yang dicapai lewat persetujuan yang aktif kelompok-kelompok utama dalam suatu masyarakat (Bocock, 2007:1). Sedangkan Steve Jones memahami hegemoni Gramsci sebagai cultural and political leadership (Jones, 2006:3). Ditinjau dari istilahnya, kepemimpinan meluas pada arti proses/operasi, pembentukan/pengarahan. Sementara jika ditinjau dari ruangnya, hegemoni bekerja pada wilayah yang menyeluruh: moral, filosofi, budaya, dan politik. Dari ruang tersebut bisa dipahami bahwa hegemoni bekerja melalui instrumen-instrumen yang sangat masif, yaitu negara, modal, agama, pendidikan, media massa, dan lain sebagainya.

Teori hegemoni Gramsci berangkat dari refleksi terhadap marxisme yang ekonomisme, yang memandang perekonomian –perekonomian adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dominan produksi dalam suatu wilayah dan waktu tertentu. Perekonomian terdiri dari sarana teknis produksi dan hubungan-hubungan sosial yang dibangun berdasarkan kepemilikan atas sarana produksi (lihat Bocock, 2007:34-35) –sebagai pusat terjadinya masalah sosial. Ketika masalah dalam perekonomian selesai, maka selesai pula masalah sosial. Gramsci melihat pandangan itu keliru. Menurutnya, apa yang terjadi pada kehidupan sosial tidak hanya karena pengaruh perekonomian, tetapi juga karena negara dan lembaga-lembaga masyarakat. Dengan kata lain, Gramsci ingin menekankan aspek lain yang tak kalah penting dari pemikiran Marx: politik. Gramsci melihat hegemoni tidak hanya terjadi pada kelas-kelas tertentu yang dibedakan berdasarkan ekonomi, tetapi juga pada masyarakat sipil yang jauh lebih kompleks.

Gramsci terinspirasi pula oleh apa yang dilakukan Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin) dalam usaha mendapatkan dukungan rakyatnya. Misalnya pada saat menghadapi Tsarisme. Lenin sadar dirinya harus mendapat dukungan sebagian besar rakyatnya agar dapat menggulingkan Tsarisme. Lenin kemudian memikirkan strategi untuk mencapai kesadaran para pekerja untuk beraliansi dengan kelompok-kelompok lain, yang di dalamnya termasuk kritikus borjuis, petani, dan intelektual. Kesadaran kelompok-kelompok ini bagi Lenin merupakan modal utama untuk menggulingkan Tsarisme. Lenin menyebarkan pengetahuan politik kepada para pekerja dan membaurkan para pengikut Partai Sosial Demokrat dengan segala kelas di masyarakat untuk mencapai kesadaran yang ia inginkan (Bocock, 2007:22-23). Apa yang dilakukan Lenin itulah yang disebut Gramsci sebagai contoh hegemoni. Hegemoni beroperasi pada ranah suprastruktur. Oleh karena itu, seperti telah disampaikan di muka, hegemoni dicapai melalui persetujuan-persetujuan masyarakat, bukan dengan cara pemaksaan-pemaksaan fisik.

Sampai di sini mungkin muncul pertanyaan tentang nilai hegemoni, mengingat hegemoni dicapai melalui persetujuan kelompok-kelompok utama dalam masyarakat. Persetujuan tidak mengandung makna negatif, tetapi justru sebaliknya. Suatu tindakan, aturan, atau kebijakan yang diambil berdasarkan persetujuan berarti baik. Dengan kata lain, hegemoni tidak berkonotasi negatif, karena ia dicapai melalui persetujuan. Jika muncul pernyataan demikian sebaiknya dipinggirkan terlebih dahulu. Ulasan Bocock soal strategi Lenin yang disampaikan di atas bisa ditinjau kembali. Dari ulasan tersebut bisa dipahami bahwa sesungguhnya persetujuan para pekerja terhadap Lenin adalah persetujuan semu. Artinya, persetujuan tidak dicapai secara murni oleh para pekerja sendiri. Ada kekuatan lain yang membentuk/mengarahkan sehingga tercapai persetujuan. Pada titik ini, hubungan dialogis yang menjadi poin krusial dari persetujuan perlu diragukan.

Dalam ulasan yang disampaikan oleh Bocock di atas, Lenin sadar betul dirinya mesti memberi pendidikan politik kepada para pekerja sebagai usaha memperoleh dukungan untuk menggulingkan Tsarisme. Ada tujuan dan ada kesadaran untuk membentuk/mengarahkan sehingga publik menyetujui. Lenin mengikat para pekerja dan kelompok-kelompok lainnya dalam satu ideologi dengan tujuan menghancurkan Tsarisme. Di sinilah hegemoni menunjukkan nilainya.

Any Rufaidah, 12 Januari 2010

Daftar Bacaan
Bocock, Robert. 2007. Pengantar Komprehensif untuk Memahami Hegemoni, terj. Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta: Jalasutra.

Jones, Steve. 2006. Antonio Gramsci. New York: Routledge.

Rosengarten, Frank. An Introduction to Gramsci's Life and Thought. www.marxists.org with the kind permission of Frank Rosengarten.

Arif, Saiful. Lebih Jauh dengan Gramsci. www.averroes.or.id.