10.10.2008

Judulnya "Tanpa Judul" Saja

Bahwa aku bangga tidak menjadi antek komersialisasi, itu adalah kebenaran
Tetapi bahwa ada rasa sesal di dada kini, itu kebenaran pula
Dua tahun, empat tahun, enam tahun ke depan, entah apa yang akan kudapatkan
Mungkin aku akan jumpalitan sambil terus memaknai hidup dengan makna yang kubuat-buat

Bahwa aku bangga dicintainya, itu kebenaran
Tetapi bahwa akhirnya aku mengaku menyesal, itu kebenaran kedua
Aku tersiksa dalam kerangkeng rasa yang sulit kupatahkan
Langkah sangat sulit kuayunkan keluar darinya

Bahwa aku sering berbangga diciptakan dalam adaku ini, itu kebenaran
Tetapi bahwa aku menyesal dengan adaku kini, itu kebenaran berikutnya
Aku begitu rapuh larut dalam busa-busa mulut siapa saja
Betapa bentengku sangat mudah hancur dalam satu dua kata
Aku tak mampu menjadi karang yang teguh diterpa badai
Aku tak mampu menjadi perahu besar yang setidaknya mampu mencoba melawan arus samudera

Bahwa aku tak mampu untuk tak menyesal, itu adalah kebenaran
Tetapi bahwa aku tak tahu apakah harus mencoba menghentikannya, itu kebenaran pula

(AR, Bwi, 04 Okt. 08. 23.34)

No comments: